Asahantv – Dua buaya berukuran raksasa ditangkap dan dibunuh oleh kepolisian di Queensland, Australia. Saat perut buaya itu dibelah, polisi menemukan potongan tubuh manusia, diduga seorang pemancing yang sedang mereka cari.
Sebelumnya, polisi mendapat laporan seorang pemancing hilang di Rinyirru National Park. Korban bernama Kevin Darmody disebut sedang memancing di sana sebelum akhirnya dilaporkan hilang.
“Teman korban yang ada di dekatnya, mengindikasikan korban memancing di tepi sungai Kennedy di mana muncul suara semacam ombak dan dia hilang,” sebut Department of Environment and Science, dilansir Asahan.tv Selasa (16/5/2023).
“Ini adalah taman nasional dan ada banyak hewan liar, termasuk buaya. Tentu saja itu adalah salah satu kemungkinan (korban dimangsa buaya),” kata Inspektur Polisi Jason Chetham.
Pencarian besar-besaran pun dilakukan. Setelah dua hari pencarian di area itu, polisi menyuntik mati dua buaya besar yang diduga terkait dengan hilangnya korban. Buaya itu masing-masing berukuran 4,1 meter dan 2,8 meter.
Perut buaya itu pun dibedah dan terjadilah penemuan tragis. Di salah satu perut buaya, ditemukan sisa-sisa tubuh manusia. Polisi belum mengumumkan identifikasi formal, tapi hampir dapat dipastikan bahwa jasad itu adalah korban.
Muara Queensland adalah habitat sekitar 20.000 hingga 30.000 buaya, menurut perkiraan Pemerintah Queensland dalam laporan baru-baru ini. Dari jumlah tersebut, sekitar 20% dapat ditemukan di sepanjang garis pantai timur laut, area yang mencakup Lakefield, tempat Darmody menghilang.
Serangan buaya pada manusia jarang terjadi, dengan hanya empat serangan fatal yang dilaporkan di Queensland dalam dekade terakhir. Namun, pemerintah telah melaporkan peningkatan serangan non fatal dalam beberapa tahun terakhir. Akibatnya, ada seruan untuk memusnahkan predator puncak itu.
“Mereka pindah ke daerah yang belum pernah kita lihat sebelumnya, dan tiap serangan adalah pengingat yang kuat akan konsekuensi mematikan dari mencoba berbagi saluran air dengan predator pra sejarah yang duduk di puncak rantai makanan,” cetus anggota Parlemen Traeger Robbie Kata Katter dalam sebuah pernyataan.
“Fakta bahwa Anda dapat memusnahkan anjing, kuda, kucing, babi, dan kanguru, tetapi bukan buaya pemakan manusia adalah puncak kegilaan lingkungan,” katanya yang mengusulkan predator ini tidak dibiarkan begitu saja.
Namun, konservasionis tidak setuju pemusnahan buaya secara luas. Pertama menurut mereka, hilangnya buaya jantan besar dapat menyebabkan keresahan sosial di antara komunitas buaya, menyebabkan jantan lain menjadi lebih agresif karena bersaing untuk mendapat dominasi sosial.
Kedua, karena buaya adalah predator puncak, kepunahannya dapat menyebabkan gangguan yang signifikan lebih jauh di rantai makanan, yang berpotensi mengubah keseimbangan ekosistem muara. (red)
Berita Lainnya
Dedikasi Dr. H. Pelmizar, MHI, Bekerja Amanah dan Lekatkan Nilai Kepemimpinan Minangkabau
BRI Kisaran Gelar Business Gathering Bersama Agen BRILink Gerai Transaksi Online
BRI Kisaran Hadiri Peresmian Kantor Baru Nasabah Prioritas BRI