Tempat Kita Berbagi Berita

Dugaan Adanya Permainan “Uang Bangku” di MTsN 2 Asahan, DPRD Desak Kemenag Periksa Kepala Sekolah

ASAHANTV | Kisaran – Diduga adanya kecurangan dan “permainan uang ” dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Asahan, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Asahan mengutuk keras dan meminta Kakan Kemenag Asahan untuk mengambil sikap dengan isu tersebut.

Pasalnya, dugaan adanya permainan uang itu sudah mencoreng dan buat malu dunia pendidikan di Kabupaten Asahan. Kepala Sekolah (Kepsek) harus segera dipanggil dan diperiksa atas dugaan tersebut.

Hal ini disampaikan Ketua Komisi A DPRD Asahan, Jansen Hisar Hutasoit, SH kepada wartawan, Rabu (21/6) di Kisaran, Kabupaten Asahan.

Menurut Jansen, kalau benar adanya dugaan kutipan uang atau uang istilah “uang bangku” yang diminta pada orang tua calon siswa -siswi yang akan bersekolah di MTsN 2 Asahan.

Kemenag Asahan harus panggil dan periksa Kepsek MTsN 2.

“Kutipan tersebut dapat dikategorikan sebagai pungli yang telah mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Asahan. Dan saya meminta kepada Kakan Kemenag Asahan untuk segera mengusut kasus dugaan permainan uang bangku tersebut, ” tegas Jansen.

Selain itu, kata Jansen, kami meminta pada pihak Kemenag Asahan untuk meminta Kepsek mengumumkan dengan terbuka hasil test siswa- siswi yang ikut ujian dalam seleksi tertulis di sekolah madrasah agama tersebut.

“Untuk menghindari adanya kecurangan permainan uang. Saya minta kepada Kemenag Asahan untuk memerintahkan Kepsek agar hasil ujian seleksi di umumkan secara terbuka. Hal itu untuk menepis adanya murid titipan atau siswa yang membayar uang bangku, ” tegas Jansen.

Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kabupaten Asahan, H.Saripuddin Daulay S.Ag, M.Pd ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (21/6) di ruangannya mengaku sudah memanggil kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri(MTSN) 2 Asahan Drs. Daman Huri Lubis.

Menurutnya, pihaknya sudah meminta klarifikasi terkait adanya isu “uang bangku” dalam penerimaan peserta didik baru.”Iya, kemarin ada kami dengar memang. Sudah kami lakukan pemanggilan untuk melakukan klarifikasi pada Kepsek, “ujar Daulay.

Dari klarifikasi yang dilakukan oleh Kepsek MTSN 2 Asahan itu,kata Daulay, ia mengaku tidak ada mematok harga dan uang bangku.

“Dari klarifikasinya tidak ada melakuan pengutipan atau minta uang pada orang tua calon siswa kata Kepsek.Semua proses penyeleksian sesuai dengan rapat dan hasil tes,” jelasnya.

Kakan Kemenag juga mengaku, hari ini kepala sekolah MTSN 2 Asahan, Daman Huri Lubis telah dipanggil oleh kantor wilayah Kementrian Agama Provinsi Sumatera Utara untuk melakukan klarifikasi.

“Dia hari ini ke Medan untuk klarifikasi. Dan kami juga masih memproses apa hasil dari klarifikasi kemarin, nanti kami kabari ya,” pungkasnya.

Sebelumnya, FAZ salah seorang siswi yang tidak lulus mengaku kecewa dengan adanya permainan uang bangku yang dilakukan pihak sekolah.

“Saya sangat kecewa sekali Om. Padahal semua seleksi sudah saya ikutin. Namun, tidak lulus. Karena orangtua saya tidak ada berikan duit mungkin. Makanya saya tidak lulus masuk ke sekolah MTSN 2 ini,” ujar FAZ salah seorang siswi pintar tidak lulus pada wartawan, Senin (19/6) di Kisaran.

Padahal, kata FAZ, kawan kawan dia saat sama sama di SDN yang merupakan orang Sentang tidak pernah juaran dan tidak pintar. Namun, bisa lulus dan diterima disekolah tersebut.

“Kawan -kawan saya dari SDN yang lulus itu tidak pernah rangking dan tidak pintar di sekolah. Tapi bisa lulus. Saya yang rangking dan terus juara dari kelas 1 hingga kelas 6. Bisanya tidak lulus. Apa karena Ayah saya gak ada duit, jadi tidak bisa bayar “uang bangku” untuk masuk disekolah ini. Makanya tidak diluluskan ya Om, “ujar FAZ dengan nada sedih.

“Ngeri juga permainan pendaftaran penerimaan siswa baru ini. Inilah yang membuat rusak generasi penerus bangsa dengan mental sogok,” ujar Samper, orang tua FiAZ yang ditemui awak media di rumahnya.

Untuk itu, kata Samper, Kakan Depag Asahan harus segera turun tangan. Jangan permainan kotor ini menjadi ajang mengumpulkan pundi-pundi uang oknum nakal yang bersarang di sekolah bebasis agama itu.

“Buka proses dan hasil ujiannya kepada publik sebagai bentuk akuntabilitas. Jika dinas tidak ingin dikatakan melestarikan ‘guru calo” PPDB di Kabupaten Asahan yang mencederai kredibilitas pendidikan,” pinta Samper.

Sedangkan Kepala Sekolah MTSN2, Drs Daman Huri Lubis ketika dikonfirmasi wartawan, Senin (19/6) sekira pukul 10:48 Wib melalaui saluran aplikasi Whatsapp, terkesan pura pura tidak tahu dengan kondisi sekolah yang dipimpinnya. Ia mengucapkan terimakasih atas informasi yang diberikan awak media ini.

“Terimakasih atas informasinya. Sampai saat ini, saya tak tau info tentang itu Pak. Saya akan telusuri. Karena hal itu, merusak citra sekolah kita, ” balas Kepsek ke whatsapp wartawan. (Red)

bagikan