Stunting menjadi permasalahan yang sudah lama terjadi dan terus menerus terjadi, hingga seakan-akan menjadi penyakit yang dipelihara.
Kabupaten Asahan dan daerah lainnya, juga tidak luput dari dampak buruk stunting terhadap perkembangan fisik dan kognitif anak-anak.Inilah mengapa sebagai seorang dosen, saya merasa terpanggil untuk mengajak masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait untuk bersama-sama mengatasi masalah besar ini.
Ada beberapa faktor penyebab stunting di Kabupaten Asahan meliputi gizi yang buruk, akses terbatas ke pelayanan kesehatan, sanitasi yang kurang memadai, dan kemiskinan.
Oleh sebab itu, saya ingin mengusulkan beberapa langkah konkrit yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini serta meminta tanggung jawab pemerintah yang lebih besar.
Pertama, pentingnya meningkatkan pendidikan atau pemahaman untuk setiap individu masyarakat. Seperti, memberikan workshop, atau pelatihan dalam meningkatkan pemahaman terkait gizi (menyusun makanan seimbang, mengenalkan makanan yang halal saja dan makanan/minuman yang toyyiba (baik) untuk tubuh, terhadap tanggungjawab pengasuhan kedua orangtua anak yang benar, serta yang paling mendasar adalah meningkatkan keimanan.
Kedua, meningkatkan akses ke layanan kesehatan berkualitas gratis, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak. Program pemantauan pertumbuhan anak dan imunisasi perlu ditingkatkan, di monitoring serta dievaluasi pelaksanaannya.
Ketiga, sanitasi yang baik dan akses terhadap air bersih adalah hajat public yang semestinya bagian dari infrastruktur yang sudah lama diperbaikin dan di buat gratis oleh pemerintah.
Terakhir, kemiskinan atau melemahnya ekonomi masyarakat. Karena sejatinya, setiap orangtua akan berupaya memberikan yang terbaik untuk anaknya.
Namun, ekonomilah yang menyebabkan orangtua tidak memberikan segala jenis makanan sehat serta sarana prasarana layak pakai atau memadain.
Sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak dan beban hidup lainnya menjadi bertambahnya fikiran dan kehidupan. Sehingga, Pemerintah diharapkan tidak hanya mencukupkan diri dengan pemberian bantuan saja, melainkan lebih kepada adanya kesadaran pemerintah akan kesalahan sistem kapitalisme yang memiliki sifat bawaan destruktif.
Anak stunting merupakan korban ketidaksejahteraan yang tercipta dari individu yang tidak mengedepankan iman, dari masyarakat yang tidak terikat dengan aturan islam kaffah serta dari sistem pemerintahan kapitalisme yang bersumber dari barat.
Dengan penjabaran diatas, diharapkan kesadaran dan tindakan bersama yang kita lakukan untuk dapat membantu anak-anak khususnya di Kabupaten Asahan dalam tumbuh dan berkembang dengan sehat, sehingga mereka dapat menjadi generasi yang kuat, bertakwa dan produktif di masa depan. Waallahualam.
Artikel: Dewi Maharani, M.Kom
Kisaran, Sumatera Utara
Berita Lainnya
Sportartcullar 2023, BRI Kisaran Gelar Turnamen Badminton Antar Pekerja
Semarakkan HUT BRI ke-128, BRI Kisaran Gelar Turnamen Tenis Meja Antar Pekerja
Peduli Nelayan, Yunasril Bantu Pengurusan Gratis Izin Usaha Industri Kapal di Tanjung Beringin