Ternyata Limbah Batang Pohon Pisang Bisa Diolah Jadi Keripik Gurih yang Enak Lho!

Foto: Kripik krispi gedebok pisang buatan mahasiswa di Asahan.(Ist)

ASAHANTV | Asahan – Pohon pisang biasanya hanya tumbuh dan berbuah satu kali sepanjang hidupnya. Selain buah dan daunnya bisa dimanfaatkan, bagian batang (gedebog) biasanya menjadi limbah dan terbuang secara percuma.

Namun tidak bagi kelompok mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Asahan (UNA) yang berhasil mengolah limbah gedebog pisang menjadi kripik gurih dan enak. Berawal dari matakuliah kewirausahaan dan praktek magang indukstri yang beranggotakan 7 orang yakni Arinda, Sri Wahyuni, Anggraini, Hairuddin, Diki, Zikri dan Aqsal.

Para mahasiswa ini bahkan berhasil menciptakan produk cemilan yang berhasil dipasarkan hingga bernilai ekonomis. Kripik gedebok pisang crispy inipun dipamerkan dan resmi diperkenalkan kepada warga kampus dalam stand kampus, Sabtu (17/9).

“Awalnya kami ingin mengangkat tema kearifan lokal praktik wirausaha industry apa yang akan kami angkat hingga terpikirkan untuk membuat gedebok pisang yang selama ini hanya dimanfaatkan untuk pakan ternak,” kata Arinda ketua kelompok.

Biasanya gedebok pisang yang dipakai adalah batang pisang kepok, yang diambil adalah bagian dalam batang / pelepah. Setelah itu, dipotong kecil-kecil dan direndam ke dalam air campuran air sirih dan garam. Rendaman ini berfungsi untuk memisahkan rasa sepat dari kandungan getah pisang.

“Setelah itu ditiriskan dan geebog pisang yang sudah dipotong – potong kecil itu dicuci hingga sisa air kapur benar-benar hilang,” ujarnya.

Usai proses pencucian selesai kemudian dicampurkan dengan bumbu perasa kurang lebih satu jam agar meresap lalu dibalur dengan tepung hingga akhirnya siap digoreng. Proses penggorengan ini juga harus memperhatikan besaran api, sebab akan menuntukan hasil kripik yang renyah namun tidak berminyak.

“Proses pembuatannya kami sempat mengalami kegagalan mulai dari tidak rapuh, berminyak hingga percobaan ke empat dan setelah dicoba orang – orang bilang enak baru kami berani memproduksinya,” ujarnya.

Ada tiga varian rasa yang ditawarkan dalam kripik kripsi berbahan baku gedebok pisang ini yakni balado, jagung bakar dan original. Satu porsi dengan ukuran 90 gram dijual seharga Rp 5 ribu dengan kemasan plastik praktis dengan masa ketahanan makanan hingga 2 bulan.

Berawal dari kegiatan praktik wirausaha, kini para mahasiswa ini telah memasarkan produk kripik kripsi berbahan baku gedebog pisang ini tidak hanya dijual diseputar kampus, melainkan telah dipasarkan secara online di media sosial, hingga ke luar Kabupaten Asahan.

“Kami masih belajar untuk berinovasi mengembangkan kripik berbahan baku kripik pisang ini, termasuk perizinan edar makanannya sehingga produk ini menjadi berkembang,” ujarnya. (Atv2)

bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *