Merasa Dikebiri dan Di-dzholimi, Warga Bagan Asahan Desak Bupati Melepaskan Desa Bagan Ke Tanjungbalai

Warga Bagan Asahan menggelar demo di Asahan (Ist)

ASAHANTV | Asahan – Ratusan masyarakat Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten Asahan melakukan aksi unjukrasa di depan pintu masuk Kantor Bupati Asahan,Kamis (2/11) sekira pukul 13:30 Wib. Kedatangan ratusan massa itu dengan menggunakan tiga truk, sepedamotor membawa soundsystem dan spanduk yang berisikan kecaman dan hujatan pada Bupati Asahan.

Massa yang datang meminta dan mendesak Bupati Asahan untuk melepaskan Desa Bagan Asahan agar menjadi wilayah Kota Madya Tanjungbalai.

Pasalnya, mereka menuding selama ini Pemerintah Kabupaten Asahan tidak adil dan menganggap Desa mereka merupakan bukan merupakan wilayah Kabupaten Asahan.

Karena, selama ini desa mereka bertahun-tahun terkesan menjadi desa yang tertinggal. Bahkan, desa mereka selama ini menjadi desa yang kumuh, tertinggal dan minim fasilitas pendidikan, kesehatan dan kenyamanan.

“Kami datang ke Kantor Bupati Asahan ini untuk meminta dan mendesak Bupati Asahan, supaya segera melepaskan wilayah Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten Asahan, agar menjadi wilayah Kota Tanjungbalai. Karena pemerintah Kabupaten Asahan tidak pernah menjadikan Desa Bagan Asahan sebagai desa skala prioritas pembangunan dan layak huni,” tegas Andrian Sulin, Kordinator Aksi dalam orasinya.

Selain itu,kata Andrian Sulin,kami masyarakat Desa Bagan Asahan merasa hak dan kewajiban kami sebagai warga Asahan, terkesan dikebiri dan di-dzholimi oleh Pemkab Asahan dan Bupati Asahan.

“Desa Bagan Asahan ini banyak kali kekurangan,mulai fasilitas pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum lainnya. Tidak pernah diprioritaskan oleh Pemkab Asahan. Padahal Desa kami merupakan Desa yang terbaik dan terbanyak memberikan kontribusi hasil laut yang menyumbang PAD pada Pemkab Asahan. Namun desa kami ini seperti tidak dipedulikan selam ini,” terang Andrian Sulin.

Setelah beberapa jam massa melakukan aksinya di depan pagar masuk Kantor Bupati Asahan sambil panas panasan. Namun tidak ada pejabat mulai dari Bupati, Wakil Bupati hingga Sekdakab Asahan tidak ada juga yang menerima ratusan pendemo.

Tidak ada juga pejabat yang menemui mereka, akhirnya ratusan massa yang kebanyakan omak-omak itu melakukan aksi Tahlilan dengan membaca doa bagi orang yang sudah meninggal dunia. Karena mereka menganggap Bupati dan Wakil sudah mati hatinya makanya tidak memiliki hati nurani.

Secara bergantian omak omak membacakan doa tahlilan dan shalawat Nabi sembari duduk di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), sehingga membuat kemacetan panjang. Tiba tiba seorang ibu ibu pendemo pingsan dan segera dilarikan ke Rumah Sakit untuk dirawat menggunakan ambulans Polres Asahan.

Selanjutnya, warga kembali melakukan aksinya dengan secara bergantian berorasi menghujat Pemkab Asahan. Karena bagi mereka Pemkab Asahan tidak adil dengan desa mereka.

“Kami minta DPRD Asahan segera membentuk pansus dan segera mengevaluasi semua kebijakan Bupati Asahan, sebelum kami menyatakan dan memisahkan diri dari wilayah Kabupaten Asahan untuk bergabung di wilayah Pemerintah Kota Tanjungbalai,” teriak Andrian Sulin lagi.

Setelah beberapa jam massa menggelar aksinya ditengah Jalinsum Asahan , akhirnya mereka ditemui oleh Sekdakab Asahan, Jhon Hardi. Dalam jawabannya pada masyarakat, Jhon Hardi tidak bisa memberikan jawabannya yang memuaskan pendemo.(red)

bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *