Sejarah, Kesultanan, Wisata dan Cagar Budaya Asahan

ASAHAN, (ASAHANTV) – Kabupaten Asahan adalah sebuah Kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten ini beribukota di Kisaran dan mempunyai wilayah seluas 3.732,97 km². Ibu kota terdahulu kabupaten Asahan ialah Tanjungbalai, yang kemudian dimekarkan menjadi kota otonom.

Asahan merupakan Kabupaten pertama di Indonesia yang membentuk lembaga pengawas pelayanan umum bernama Ombudsman Daerah Asahan, melalui SK Bupati Asahan Nomor: 419-Huk/Tahun 2004, tanggal 20 Oktober 2004. Di era kolonial, wilayah ini disebut sebagai Assaban oleh orang Eropa. Pada tahun 2021, penduduk Kabupaten Asahan sebanyak 777.626 jiwa.

Setiap Pagelaran Seni Budaya Daerah (PSBD) di Kabupaten Asahan, ada beberapa etnis yang ikut di antaranya Melayu, Jawa, Minang, Tabagsel, Batak Toba, Simalungun, Banjar, Pakpak, India, Tionghoa, Nias, Karo, Aceh, dan Sunda.

Kabupaten Asahan memiliki 25 Kecamatan, 27 Kelurahan, dan 177 Desa. Adapun daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Asahan, yaitu Kecamatan Aek Kuasan, Aek Ledong, Aek Songsongan, Air Batu, Air Joman, Bandar Pasir Mandoge, Bandar Pula, Buntu Pane, Kota Kisaran Barat, Kota Kisaran Timur, Meranti, Pulau Rakyat, Pulo Bandring, Rahuning, Rawang Panca Arga, Sei Dadap, Sei Kepayang, Sei Kepayang Barat, Sei Kepayang Timur, Setia Janji, Silau Laut, Simpang Empat, Tanjungbalai, Teluk Dalam, dan Tinggi Raja.

Sejarah Awal Mula

Awal dari sejarah Asahan dapat dikatakan bermula dari perjalanan Sultan Aceh, Sultan Iskandar Muda, ke Johor dan Malaka pada 1612. Dalam perjalanan tersebut, rombongan Sultan Iskandar Muda beristirahat di kawasan hulu sungai, yang kemudian dinamakan “Asahan”. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah “Tanjung” yang merupakan pertemuan antara sungai Asahan dengan sungai Silau, kemudian bertemu dengan Raja Simargolang. Di tempat itu juga, Sultan Iskandar Muda mendirikan pelataran sebagai “balai” untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan. Perkembangan daerah yang cukup pesat sebagai pusat pertemuan perdagangan dari Aceh dan Malaka membuatnya semakin dikenal dengan nama “Tanjung Balai”.

Dari perkawinan Sultan Iskandar Muda dengan salah seorang puteri Raja Simargolang lahirlah putera yang bernama Abdul Jalil yang menjadi cikal bakal dari Kesultanan Asahan. Abdul Jalil dinobatkan menjadi Sultan Asahan I. Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai tahun 1630 sejak dilantiknya Sultan Asahan yang I s.d. XI. Dalam pemerintahan daerah Asahan, pemerintahan juga dilaksanakan oleh datuk-datuk di wilayah Batu Bara dan kemungkinan kerajaan-kerajaan kecil lainnya.

Pada 22 September 1865, kesultanan Asahan berhasil dikuasai Belanda. Sejak itu, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda. Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler, yang diperkuat dengan Gouverments Besluit tanggal 30 September 1867, Nomor 2 tentang pembentukan Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah pemerintahan dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:

  • Onder Afdeling Batu Bara
  • Onder Afdeling Asahan
  • Onder Afdeling Labuhan Batu.

Kerajaan Sultan Asahan dan pemerintahan Datuk-Datuk di wilayah Batu Bara tetap diakui oleh Belanda, namun tidak berkuasa penuh sebagaimana sebelumnya. Wilayah pemerintahan Kesultanan dibagi atas Distrik dan Onder Distrik yaitu:

  • Distrik Tanjung Balai dan Onder Distrik Sungai Kepayang.
  • Distrik Kisaran.
  • Distrik Bandar Pulau dan Onder Distrik Bandar Pasir Mandoge.

Sedangkan wilayah pemerintahan Datuk-datuk di Batu Bara dibagi menjadi wilayah Self Bestuur yaitu:

  • Self Bestuur Indrapura
  • Self Bestuur Lima Puluh
  • Self Bestuur Pesisir
  • Self Bestuur Suku Dua (Bogak dan Lima Laras).

Pemerintahan Belanda berhasil ditundukkan Jepang (tanggal 13 Maret 1942), sejak saat itu Pemerintahan Fasisme Jepang disusun menggantikan Pemerintahan Belanda. Pemerintahan Fasisme Jepang dipimpin oleh Letnan T. Jamada dengan struktur pemerintahan Belanda yaitu Asahan Bunsyu dan bawahannya Fuku Bunsyu Batu bara. Selain itu, wilayah yang lebih kecil di bagi menjadi Distrik yaitu Distrik Tanjung Balai, Kisaran, Bandar Pulau, Pulau Rakyat dan Sei Kepayang. Pemerintahan Fasisme Jepang berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 dan 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Negara Republik Indonesia diproklamirkan.

Sesuai dengan perkembangan Ketatanegaraan Republik Indonesia ,maka berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1945, Komite Nasional Indonesia Wilayah Asahan di bentuk pada bulan September 1945. Pada saat itu pemerintahan yang di pegang oleh Jepang sudah tidak ada lagi, tapi pemerintahan Kesultanan dan pemerintahan Fuku Bunsyu di Batu Bara masih tetap ada. Tanggal 15 Maret 1946, berlaku struktur pemerintahan Republik Indonesia di Asahan dan wilayah Asahan di pimpin oleh Abdullah Eteng sebagai kepala wilayah dan Sori Harahap sebagai wakil kepala wilayah, sedangkan wilayah Asahan dibagi atas 5 (lima) Kewedanan, yaitu:

  • Kewedanan Tanjung Balai
  • Kewedanan Kisaran
  • Kewedanan Batubara Utara
  • Kewedanan Batubara Selatan
  • Kewedanan Bandar Pulau.

Kemudian setiap tahun tanggal 15 Maret diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Asahan. Pada Konferensi Pamong Praja se-Keresidenan Sumatra Timur pada bulan Juni 1946 diadakan penyempurnaan struktur pemerintahan, yaitu:

  • Sebutan Wilayah Asahan diganti dengan Kabupaten Asahan
  • Sebutan Kepala Wilayah diganti dengan sebutan Bupati
  • Sebutan Wakil Kepala Wilayah diganti dengan sebutan Patih

Berdasarkan keputusan DPRD-GR Tk. II Asahan No. 3/DPR-GR/1963 Tanggal 16 Februari 1963 diusulkan ibukota Kabupaten Asahan dipindahkan dari Kotamadya Tanjung Balai ke kota Kisaran dengan alasan supaya Kotamadya Tanjung Balai lebih dapat mengembangkan diri dan juga letak Kota Kisaran lebih strategis untuk wilayah Asahan. Hal ini baru teralisasi pada tanggal 20 Mei 1968 yang diperkuat dengan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 1980, Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 28, Tambahan Negara Nomor 3166.

Pada 1982, Kota Kisaran ditetapkan menjadi Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1982, Lembaran Negara Nomor 26 Tahun 1982. Dengan adanya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 821.26-432 tanggal 27 Januari 1986 dibentuk Wilayah Kerja Pembantu Bupati Asahan dengan 3 (tiga) wilayah Pembantu Asahan

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 4 Tahun 1981 dan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1983 tentang Pembentukan, Penyatuan, Pemecahan dan Penghapusan Desa di Daerah Tingkat II Asahan telah dibentuk 40 ( empat puluh) Desa Persiapan dan Kelurahan Persiapan sebanyak 15 (lima belas) yang tersebar dibeberapa Kecamatan, yang peresmian pendefinitifan-nya dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 20 Februari 1997, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 146/2622/SK/Tahun 1996 tanggal 7 Agustus 1996.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 138/ 814.K/Tahun 1993 tanggal 5 Maret 1993 telah dibentuk Perwakilan Kecamatan di 3 (tiga) Kecamatan, masingmasing sebagai berikut :

  • Perwakilan Kecamatan Sei Suka di Kecamatan Air Putih
  • Perwakilan Kecamatan Sei Balai di Kecamatan Tanjung Tiram
  • Perwakilan Kecamatan Aek Kuasan di Kecamatan Pulau Rakyat

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Asahan no. 323 tanggal 20 September 2000 dan Peraturan Daerah Kabupaten Asahan no. 28 tanggal 19 September 2000 telah menetapkan tiga kecamatan perwakilan yaitu Kecamatan Sei Suka, Aek Kuasan dan Sei Balai menjadi kecamatan yang Definitif. Kemudian berdasarkan Peraturan Bupati Asahan Nomor 9 Tahun 2006 tanggal 30 Oktober 2006 dibentuk 5 (lima ) desa baru hasil pemekaran yaitu :

  • Desa Tomuan Holbung, pemekaran dari desa Huta Padang, Kec. BP Mandoge
  • Desa Mekar Sari, pemekaran dari desa Pulau Rakyat Tua, Kec. Pulau Rakyat
  • Desa Sipaku Area, pemekaran dari desa Simpang Empat, kec. Simpang Empat
  • Desa Sentang, pemekaran dari desa Lima Laras, kec. Tanjung Tiram
  • Desa Suka Ramai, pemekaran dari desa Limau Sundai, kec. Air Putih.

Pada pertengahan tahun 2007, berdasarkan Undang-undang RI Nomor 5 tahun 2007 tanggal 15 Juni 2007 tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Asahan dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Asahan dan Batu Bara. Wilayah Asahan terdiri atas 13 kecamatan sedangkan Batu Bara 7 kecamatan.

Pada 15 Juni 2007, juga dikeluarkan keputusan Bupati Asahan Nomor 196-Pem/2007 mengenai penetapan Desa Air Putih, Suka Makmur dan Desa Gajah masuk dalam wilayah Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan. Sebelumnya ketiga desa tersebut masuk dalam wilayah kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara, namun mereka memilih bergabung dengan Kabupaten Asahan.

Sultan Asahan

Sampai sekarang Kesultanan Asahan sudah memiliki 13 orang Sultan yang berkuasa, walaupun Sultan terakhir lebih merupakan Kepala Keluarga dari kerabat kerajaan yang masih ada. Sultan Asahan I, Sultan Abdul Jalil, adalah putera Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh yang menikah dengan Siti Ungu Putri Berinai (Siti Unai), puteri Raja Halib (al-Marhum Mankat di-Jambu), dari Pinangawan.

1Sri Paduka Raja ‘Abdul’l Jalil I ibni al-Marhum Sultan Iskandar Muda Johan Berdaulat (al-Marhum Tangkahan Sitarak)1630 – 16xxRaja dan Yang di-Pertuan Asahan.
2Sri Paduka Raja Said Shah ibni al-Marhum Raja ‘Abdu’l Jalil (al-Marhum Simpang Tiga)16xx – 17xxRaja dan Yang di-Pertuan Asahan.
3Sri Paduka Raja Muhammad Mahrum Shah ibni al-Marhum Raja Said Shah (al-Marhum Gagap)17xx – 1760Raja dan Yang di-Pertuan Asahan.
4Sri Paduka Raja ‘Abdu’l Jalil Shah II ibni al-Marhum Raja Muhammad Mahrum Shah (al-Marhum Mangkat di Sungei Raja)1760 – 1765Raja dan Yang di-Pertuan Asahan.
5Sri Paduka Raja Deva Shah ibni al-Marhum ‘Abdu’l Jalil (al-Marhum Mangkat di Pasir Putih)1765 – 1805Raja dan Yang di-Pertuan Asahan.
6Sri Paduka Raja Said Musa Shah ibni al-Marhum Raja Deva Shah (al-Marhum Mangkat di-Rantau Panjang)1805 – 1808Raja dan Yang di-Pertuan Negara Asahan.
7Sri Paduka Raja Muhammad ‘Ali Shah ibni al-Marhum Raja Deva Shah1808 – 1813Raja dan Yang di-Pertuan Negara Asahan.
8Sri Paduka Tuanku Sultan Muhammad Husain Rahmad Shah I ibni al-Marhum Sultan Muhammad ‘Ali Shah (al-Marhum Kampung Masjid)1813 – 1859Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Asahan.
9Sri Paduka Tuanku Sultan Ahmad Shah ibni al-Marhum Sultan Muhammad Husain Rahmad Shah1859 – 1888Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Asahan.
10Sri Paduka Tuanku Al-Haji ‘Abdu’llah Nikmatu’llah Shah ibni al-Marhum Raja Muhammad Ishak1865 – 1867Raja Kualuh dan Leidong dan Yang di-Pertuan Muda Asahan.
11Sri Paduka Tuanku Sultan Muhammad Husain Rahmad Shah II ibni al-Marhum Tengku Muhammad ‘Adil1888 – 1915Sultan dan Yang di-Pertuan Asahan.
12Sri Paduka Tuanku Sultan Sha’ibun ‘Abdu’l Jalil Rahmad Shah III ibnu al-Marhum Sultan Muhammad Husain1915 – 1980Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Asahan.
13Sri Paduka Tuanku Sultan Dr. Kamal Abraham Abdul Jalil Rahmadsjah ibnu al-Marhum Sultan Sa’ibun Abdul Jalil Rahmadsjah1980 – 2023Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Asahan.

Objek Wisata

Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, memiliki beberapa objek wisata, diantaranya Arung Jeram Sungai Asahan yang diakui sebagai terbaik ketiga di dunia.

NoNamaLokasi
1.Air terjun PonotDesa Tangga, Aek Songsongan
2.Arung Jeram Sungai AsahanDesa Tangga, Aek Songsongan
3.Wisata Alam BedengMarjanji Aceh, Aek Songsongan
4.Air Terjun Turunan BolonTomuan Holbung, Bandar Pasir Mandoge
5.Air Terjun Pantai PadasPadang Pulau, Bandar Pulau
6.Masjid Agung Ahmad BakrieKota Kisaran Barat
7.Masjid Raya KisaranKota Kisaran Barat
8.Air Terjun Unong SisapaHuta Padang, Bandar Pasir Mandoge
9.Danau TerataiTerusan tengah, Tinggi Raja
10.Air Terjun Simonang monangBatu Anam, Rahuning
11.Pelabuhan Bagan AsahanBagan Asahan, Tanjung Balai
12.Pansur NapituGunung Berkat, Bandar Pulau
13.Alun-Alun Rambate Rata RayaKota Kisaran Barat
14.Taman Hutan Kota KisaranKota Kisaran Barat
15.Air Terjun Simanik manikDesa Loburappa, Aek Songsongan
16.Pantai JanggawariSilo Baru, Silau Laut
17.Lombang GarogaGonting Malaha, Bandar Pulau
18.Air Terjun Jambuara IndahTomuan Holbung, Bandar Pasir Mandoge
19.Gunung Simanukmanuk (Hiking)Tomuan Holbung, Bandar Pasir Mandoge
20.Aek SarohaHuta Bagasan, Bandar Pasir Mandoge
21.Gua SigalapangLobu Rappa, Aek Songsongan
22.Wisata Alam MangroveSilo Baru, Silau Laut

Cagar Budaya

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Asahan

bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *